Di era digital seperti sekarang, manajemen logistik mengalami transformasi besar-besaran. Proses bisnis seperti pengiriman barang dan pengelolaan stok yang dulu dilakukan secara manual, kini terbantu dengan adanya sistem digital yang lebih terintegrasi, cepat, dan efisien. Salah satu teknologi utama yang mendorong perubahan ini adalah Enterprise Resource Planning (ERP) atau software ERP.
Dengan semakin kompleksnya rantai pasok global, banyak perusahaan mengandalkan software ERP sebagai tulang punggung dalam mengelola proses supply chain mereka. Software ERP membuat semua aspek dalam bisnis terintegrasi menjadi satu, mulai dari invetaris, produksi, hingga pengiriman. Inilah mengapa pemahaman terhadap ERP menjadi penting, terutama bagi kamu yang tertarik masuk ke dunia supply chain.
Tak heran, jurusan Digital Supply Chain kini semakin diminati karena tidak hanya membahas logistik secara teori, tapi juga mengajarkan penggunaan teknologi seperti ERP yang sangat dibutuhkan di industri masa kini.
Apa Itu Software ERP?
Enterprise Resource Planning (ERP) adalah jenis perangkat lunak yang digunakan organisasi untuk mengelola aktivitas bisnis sehari-hari, seperti akuntansi, pengadaan, manajemen proyek, manajemen risiko dan kepatuhan, serta operasional rantai pasok (supply chain). Sistem ini bekerja dengan menghubungkan seluruh data secara real-time dari berbagai departemen ke dalam satu sistem, sehingga informasi lebih mudah diakses, akurat, dan tidak tumpang tindih.[1]
Singkatnya, Software ERP memungkinkan setiap departemen memiliki sistem operasional sendiri, namun seluruhnya terintegrasi dan dapat diakses melalui satu platform dengan tampilan yang seragam.
Saat ini, banyak sistem ERP dikembangkan dengan fitur yang fleksibel dan mudah diperluas, sehingga perusahaan dapat menyesuaikan penggunaannya sesuai dengan dinamika dan perkembangan kebutuhan bisnis mereka.
Macam-Macam Software ERP
Ada banyak jenis software ERP yang digunakan oleh perusahaan dari berbagai skala, mulai dari bisnis kecil hingga korporasi global. Masing-masing memiliki fitur dan keunggulan tersendiri tergantung pada kebutuhan industri dan ukuran bisnisnya. Berikut adalah beberapa daftar software ERP yang paling umum digunakan:
• Oracle Netsuite ERP
Oracle adalah salah satu penyedia ERP berbasis cloud yang sangat terkenal di dunia. NetSuite menyediakan solusi end-to-end untuk akuntansi, manajemen inventaris, CRM, dan e-commerce. Karena fleksibel dan scalable, NetSuite banyak digunakan oleh perusahaan skala menengah hingga besar.
• SAP Business One ERP
SAP Business One adalah solusi ERP dari SAP yang dirancang untuk bisnis kecil dan menengah. Meskipun versi ringan, sistem ini tetap mencakup fitur penting seperti akuntansi, penjualan, pembelian, gudang, hingga produksi.
• Odoo ERP
Software ERP open-source yang sangat populer karena fleksibilitas dan tampilannya yang user-friendly. Odoo memiliki modul yang lengkap dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan. Keunggulan dari Odoo adalah harganya yang relatif terjangkau.
• Mekari ERP
Mekari merupakan Software ERP buatan perusahaan Indonesia yang berfokus pada digitalisasi operasional bisnis, terutama UMKM. Keunggulan layanan ERP dari Mekari ini terletak pada solusi HRIS yang terintegrasi dan sistem manajemen keuangan yang optimal.
• HashMicro ERP
ERP berbasis cloud asal Singapura yang telah menjadi pilihan dari banyaknya bisnis di Indonesia. HashMicro ini terkenal karena sistemnya yang dapat menyederhanakan proses bisnis yang rumit menjadi lebih terorganisir dan efisien.
• Microsoft Dynamics 365
Microsoft Dynamics 365 adalah software ERP dan CRM yang terintegrasi dalam satu platform berbasis cloud. Keunggulan dari platform ini adalah terhubung secara langsung dengan layanan Microsoft lainnya seperti Office 365 dan platform cloud Azure.
Komponen dalam Software ERP
1. Akuntansi dan Finansial
Sebagian besar software ERP saat ini dibangun dengan dasar sistem akuntansi. Modul akuntansi dalam ERP berfungsi untuk mencatat dan menganalisis semua data keuangan, seperti piutang, utang, pemasukan, dan pengeluaran.
Selain itu, sistem ini juga bisa menganalisis dengan akurat terkait tren pengeluaran, prediksi pendapatan, serta mengevaluasi area yang memerlukan efisiensi biaya. Modul ini sangat membantu untuk perencanaan bisnis yang lebih matang dan optimal.
2. Human Resources (Sumber Daya Manusia)
Sebagai bagian dari sistem ERP, modul HR biasanya terintegrasi langsung dengan modul keuangan. Modul HR dalam sistem ERP menyediakan berbagai fitur yang membantu menyederhanakan tugas-tugas HR, seperti rekrutmen, proses perekrutan, manajemen karyawan, evaluasi kinerja, hingga pengelolaan gaji.
Melalui data penting karyawan yang tersimpan dalam satu sistem, Modul HR ini tidak hanya berguna untuk mengurus hal administratif, tapi juga bisa berperan strategis. Misalnya, perusahaan bisa menganalisis kinerja untuk meningkatkan produktivitas atau merencanakan jenjang karier dan suksesi jabatan dengan lebih tepat.
3. Business Intelligence (BI)
Modul Business Intelligence (BI) dalam ERP membantu perusahaan menganalisis data dari berbagai bagian bisnis, seperti keuangan, gudang, dan operasional lainnya. Dengan hasil analisis terintegrasi ini, perusahaan bisa memahami hubungan antar proses dan mengambil keputusan lebih cepat berdasarkan data real-time.
Selain laporan data historis, BI juga mampu memberikan analisis terkait perilaku pelanggan, tren pasar ke depan, hingga posisi kompetitor. Nantinya, informasi akan ditampilkan secara visual seperti grafik dan dashboard KPI. Semua wawasan dari hasil data ini akan berguna bagi perusahaan untuk menghasilkan strategi bisnis yang lebih akurat dan tepat sasaran.
4. Customer Relationship Management (CRM)
Modul CRM dalam ERP digunakan untuk mengelola dan menganalisis data pelanggan serta calon pelanggan dalam satu sistem terpusat, seperti kontak, riwayat pembelian, dan catatan layanan. Tim sales dan marketing bisa menggunakan data real-time dari CRM untuk memahami pola pembelian dan perilaku konsumen
Informasi yang tersedia dari CRM ini juga akan berguna untuk membantu perusahaan membangun hubungan yang lebih kuat dengan pelanggan, mengotomatisasi proses penting, dan mendapatkan insight berharga untuk mendukung penjualan dan strategi pemasaran.
5. Supply Chain Management (SCM)
Dalam sistem ERP, modul SCM berfungsi untuk memantau pergerakan barang dari awal pengadaan hingga pengiriman akhir. Bahkan, pengembalian barang atau penggantian produk pun bisa dikelola lewat modul ini.
Karena cakupannya luas, sistem ERP biasanya memecah SCM menjadi beberapa bagian, seperti pengadaan, produksi, logistik, manajemen gudang, inventaris, dan pengelolaan pesanan.
Dengan adanya data SCM dan CRM yang terintegrasi secara real-time, perusahaan dapat melakukan perencanaan produksi yang akurat serta memprediksi permintaan pasar dan jadwal pengiriman secara lebih efisien.
6. Inventory Management (Manajemen Persediaan)
Modul manajemen persediaan dalam ERP biasanya terhubung langsung dengan data dari modul rantai pasok, penjualan, manufaktur, dan manajemen gudang. Integrasi ini memungkinkan pengelolaan stok yang lebih akurat dan efisien.
Dengan adanya data inventaris yang selalu terupdate, perusahaan bisa memantau stok barang, lokasi penyimpanan, serta kinerja tiap SKU (stock-keeping units) secara lebih detail. Hasilnya, keputusan untuk membeli ulang barang jadi lebih tepat sasaran, biaya penyimpanan bisa ditekan, dan kelangkaan stok bisa dihindari.
Peran dan Manfaat ERP dalam Supply Chain
Setelah memahami berbagai fitur dalam software ERP, kamu juga perlu tahu peran pentingnya dalam dunia supply chain management (SCM). Berikut adalah beberapa manfaat utama ERP dalam supply chain:
- Integrasi Data Antar Departemen
ERP dapat menghubungkan berbagai fungsi bisnis mulai dari pengadaan, produksi, pergudangan, hingga distribusi. Hal ini akan memperlancar proses bisnis karena semuanya dapat terkoordinasi secara efisien dan optimal.
- Pemantauan Real-Time
Dengan ERP, perusahaan dapat melacak stok, status pesanan, dan pergerakan barang secara langsung. Ini memungkinkan respon cepat terhadap perubahan permintaan atau gangguan pasokan.
- Efisiensi Biaya Operasional
ERP membantu mengidentifikasi pemborosan, mempercepat proses bisnis, dan mengurangi biaya penyimpanan maupun distribusi.
- Perencanaan Produksi dan Pengelolaan Persediaan yang Lebih Akurat
Tersedianya data secara komprehensif akan membantu perusahaan menganalisis dan merencanakan kebutuhan serta jadwal produksi. Melalui data real-time, pengelolaan stok juga bisa menjadi lebih akurat dan terhindar dari kelebihan ataupun kekurangan persediaan yang bisa menghambat operasional.
- Peningkatan Kepuasan Pelanggan
Proses supply chain yang lebih terstruktur membuat pesanan dapat diproses lebih cepat dan akurat. Pelanggan pun dapat menerima produk tepat waktu dengan kualitas layanan yang lebih baik.
Kuliah di Jurusan Supply Chain Digital
Tertarik belajar terkait supply chain yang dipadukan teknologi? S1 Digital Supply Chain di Telkom University jawabannya! Jurusan ini merupakan salah satu pelopor dalam bidang logistik dan manajemen rantai pasok berbasis digital.
Di program studi ini kamu akan mempelajari terkait proses rantai pasok, mulai dari pengadaan sampai distribusi. Kurikulumnya juga mencakup teknologi terkini yang bisa mendukung optimalisasi sistem rantai pasok, seperti IoT, Data Analytics, serta blockchain. Semua ini akan akan meningkatkan keterampilan kamu dalam mengambil keputusan berbasis data yang efisien dan efektif.
Menariknya, jurusan S1 Digital Supply Chain ini tidak hanya tersedia di kampus utama Bandung, tapi juga bisa kamu temukan di Kampus Telkom University Purwokerto. [4]
Ayo bergabung bersama Telkom University untuk #CreatingTheFuture karier yang gemilang di dunia rantai pasok digital! Daftarkan diri kamu sekarang dan hubungi kontak kami untuk informasi lebih lanjut.
Penulis: Ghaisani Mitsuko Nozomi – S1 MBTI (Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika) Angkatan 2024