Keamanan di dunia digital sekarang ini tidak boleh diremehkan. Bayangkan jika data-data pribadimu tiba-tiba bocor di internet atau akun media sosialmu diretas oleh orang tak dikenal. Tentunya itu hal yang mengerikan dan kita tidak menginginkan hal itu terjadi.
Lalu bagaimana jika ancaman siber itu terjadi dalam skala yang jauh lebih besar: perusahaan besar, lembaga pemerintahan, bahkan infrastruktur digital negara? Dalam beberapa tahun terakhir, kasus kebocoran data telah menjadi kehebohan publik. Dampak dari kebocoran ini jelas tidak main-main, seperti seperti kerugian finansial, reputasi perusahaan yang hancur, hingga kepercayaan publik yang menurun drastis.
Melihat ancaman yang semakin kompleks, kebutuhan akan tenaga ahli di bidang cybersecurity pun terus meningkat. Kalau kamu tertarik terjun ke dunia keamanan digital dan ingin jadi salah satu penjaganya, Jurusan Teknologi Informasi bisa jadi awal yang tepat untuk membangun karier sebagai cybersecurity specialist.
Apa Itu Cybersecurity dan Jenis-jenisnya?
Menurut dicoding.com, cybersecurity adalah cara untuk menjaga keamanan berbagai sistem yang terhubung ke internet, mulai dari perangkat, aplikasi, hingga data milikmu. Dengan strategi keamanan digital yang kuat, sistem dan data pengguna bisa terlindungi dari berbagai jenis serangan, mulai dari pencurian data hingga usaha mematikan sistem.
Supaya sistem digital benar-benar aman, dibutuhkan perlindungan berlapis yang mencakup perangkat, jaringan, aplikasi, sampai data penting. Di dalam organisasi, biasanya digunakan sistem bernama unified threat management yang bisa menyatukan berbagai alat keamanan dan mempercepat proses penting seperti mendeteksi, menyelidiki, dan mengatasi ancaman. [1]
Intinya, keamanan siber yang efektif membutuhkan perpaduan antara manusia, proses kerja, dan sistem yang terstruktur dengan baik.
Cybersecurity sendiri mempunyai banyak jenisnya untuk menangani berbagai serangan siber. Berikut adalah jenis-jenis cybersecurity yang berfokus pada komponen tertentu:
- Keamanan Jaringan (Network Security): berfokus pada pelindungan jaringan komputer dari penyusup ataupun penyerangan saat bertransfer data melalui internet.
- Keamanan Aplikasi (Application Security): bertujuan untuk mencegah perangkat lunak disusupi oleh penyerang. Keamanan aplikasi sangat berkaitan dengan enkripsi data, autentikasi, dan otorisasi.
- Keamanan Cloud (Cloud Security): keamanan penyimpanan cloud menjadi krusial karena menyimpan data.
- End-user Education: Edukasi terhadap pengguna sangat diperlukan sebagai pencegahan dari adanya serangan siber. Dengan adanya edukasi ini, pengguna dapat menjadi lebih aware untuk lebih berhati-hati dalam menggunakan perangkat keras maupun lunak.
Mengenal Serangan Siber yang Sering Terjadi
Setelah mengetahui pentingnya cybersecurity, kamu juga harus tahu betul macam-macam ancaman siber agar bisa lebih bijak dalam menggunakan teknologi dan terhindar dari risiko yang tidak diinginkan. Yuk, simak apa saja serangan siber di dunia digital:
- Malware: perangkat lunak jahat yang berisi virus dan dirancang untuk menyebabkan kerusakan, mencuri data, maupun mengambil aliih sistem komputer.
- Ransomware: salah satu jenis malware yang dapat membatasi akses pengguna ke sistem komputer atau data dengan cara mengenkripsinya. Serangan ini biasanya dilakukan untuk meminta tebusan ke korban agar akses dapat dikembalikan seperti semula.
- Trojan: jenis malware yang bertujuan mengelabui pengguna dengan cara menyamar sebagai program yang sah tetapi sebenarnya memiliki kode berbahaya.
- Worm: perangkat lunak berbahaya yang memiliki kemampuan untuk menggandakan diri dengan cepat dan menyebar ke banyak perangkat melalui jaringan.
- Phising: modus kejahatan digital yang mejebak korbannya menggunakan komunikasi palsu seperti pesan teks atau email agar bisa mendapatkan informasi pribadi korbannya.
- Serangan DDoS (Distributed Denial of Service) dan DoS (Denial of Service): serangan yang bertujuan untuk menganggu ketersediaan suatu sistem, layanan, atau jaringan sehingga tidak bisa diakses oleh pengguna seharusnya. Bedanya, serangan DoS dilakukan dari satu titik atau sumber, sedangkan DDoS melibatkan banyak perangkat atau sumber secara bersamaan.
- SQL Injection: Penyisipan kode berbahaya ke dalam kueri SQL ntuk mengeksploitasi celah keamanan pada aplikasi web, sehingga penyerang dapat mengakses, mengubah, atau mengambil alih kontrol atas database.
Profesi di Bidang Cybersecurity yang Paling Dicari Saat Ini
Melihat banyaknya ancaman siber di era digital sekarang ini membuat profesi di bidang cybersecurity makin dicari oleh berbagai perusahaan sampai institusi pemerintahan. Nah, kalau kamu tertarik berkarier di dunia keamanan digital, berikut beberapa pilihan profesi yang bisa kamu pertimbangkan:
- Security Architect: bertanggung jawab untuk merancang struktur sistem keamanan yang solid dan terintegrasi serta memastikan pengimplementasiannya berjalan dengan lancar.
- Security Engineer: tugas utamanya adalah memastikan sistem keamanan perusahaan tetap kuat, mulai dari instalasi firewall, pengujian sistem, hingga otomatisasi pelacakan insiden dan evaluasi jaringan.
- Security Analyst: berfokus pada pemantauan sistem dan jaringan untuk mengidentifikasi adanya ancaman keamanan, termasuk juga menganalisis log dan data untuk mengungkap potensi kerentanan yang ada.
- Digital Forensics Analyst: bertugas untuk melakukan pengumpulan dan penyelidikan bukti dari serangan siber untuk membantu mengungkap pelaku kejahatan digital. Mereka juga menyusun laporan teknis, dan jika diperlukan, memberikan keterangan sebagai saksi ahli dalam proses hukum.
- Auditor Security: berperan penting dalam mengevaluasi sistem informasi suatu perusahaan untuk memastikan perlindungannya terhadap ancaman internal dan eksternal. Selain itu mereka juga memeriksa kepatuhan dan mengembangkan standar keamanan.
- Cyber Security Consultant: bertugas untuk membantu perusahaan mengidentifikasi potensi masalah keamanan siber, lalu memberikan solusi serta rekomendasi strategi untuk meningkatkan sistem perlindungan digital mereka.
- Secure Software Developer: melakukan pengembangan aplikasi dan perangkat lunak yang aman dan terlindungi dari serangan siber.
- Network Security Administrator: berperan sebagai pelindung utama yang memastikan jaringan organisasi tetap aman dan berjalan dengan baik.
- Penetration Tester/Ethical Hacker: profesi ini biasa disebut dengan white hat hacker. Mereka memanfaatkan keahliannya dalam peretasan untuk kepentingan positif. Tugas utama mereka adalah melakukan pengujian keamanan sistem dengan mensimulasikan serangan siber secara legal agar dapat menemukan celah yang bisa diperbaiki sebelum diserang oleh peretas berbahaya.
Belajar Cybersecurity di Jurusan Teknologi Informasi Telkom University
Jurusan Teknologi Informasi di Telkom University dirancang untuk membekali mahasiswa dengan fondasi yang kuat di bidang IT. Berbagai mata kuliah yang ditawarkan mencakup topik-topik penting seperti keamanan siber, komputasi awan (cloud computing), Internet of Things (IoT), hingga pengembangan perangkat lunak yang dibutuhkan di industri. [2]
Selain materi yang relevan, mahasiswa juga akan diasah kemampuan teknisnya sekaligus dilatih berpikir analitis—dua hal yang sangat dibutuhkan dalam dunia cybersecurity dan teknologi digital masa kini. Mahasiswa juga berkesempatan untuk belajar langsung melalui akses ke berbagai laboratorium dserta mendapatkan bimbingan langsung dari para praktisi industri yang berpengalaman.
Bukan hanya ada di Bandung, jurusan Teknnologi Informasi ini juga bisa kamu temui di kampus Telkom University yang ada di Jakarta. Jadi, buat kamu yang tinggal di luar Bandung, tetap punya peluang untuk kuliah di jurusan ini tanpa harus jauh-jauh pindah kota. Fasilitas dan kurikulumnya pun tetap setara, jadi nggak perlu khawatir soal kualitas belajar.
Tertarik untuk menjadi superhero di bidang cybersecurity? Sebagai PTS swasta terbaik di Indonesia, Telkom University bisa bantu kamu untuk #CreatingTheFuture dunia digital yang lebih aman.
Kalau kamu masih penasaran atau ingin tahu lebih lanjut soal jurusan Teknologi Informasi, jangan ragu buat hubungi kami lewat kontak yang tersedia, ya!
Penulis: Ghaisani Mitsuko Nozomi – S1 Manajemen Bisnis Teknologi Informasi (MBTI) Angkatan 2024 | Editor: Prita Arifa Tyasandari