Sebagai mahasiswa, tentunya ada masa di mana kamu kewalahan menangani dunia kuliah yang sangat padat. Tekanan akademik, tugas kuliah yang menumpuk, kegiatan organisasi yang sibuk, hingga tuntutan untuk berprestasi bisa membuat energi terkuras habis.
Fenomena ini biasa disebut burnout. Kalau kamu sedang menghadapi hal yang sama, penting untuk mengenali tanda-tandanya sejak dini agar tidak semakin parah.
Dengan memahami apa itu burnout, penyebab, hingga cara mencegahnya, kamu bisa menjaga kesehatan mental sekaligus tetap produktif di dunia perkuliahan. Yuk, simak penjelasan berikut ini!
Apa Itu Burnout pada Mahasiswa?
Burnout adalah istilah yang menggambarkan kondisi kelelahan ekstrem akibat tekanan atau beban pekerjaan yang berlebihan. kelelahan ini terjadi secara menyeluruh, baik dari segi mental, fisik, maupun emosional. Kalau kamu sedang berada di kondisi ini, biasanya kamu akan kesulitan untuk menikmati kegiatan yang sebelumnya terasa berharga dan segala sesuatu akan terasa berat untuk dijalani. [1]
Menurut World Health Organization (WHO), burnout digolongkan sebagai fenomena yang berkaitan dengan pekerjaan dan bisa menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan tubuh serta kesejahteraan mental. [2]
Mengapa Mahasiswa Rentan Mengalami Burnout?
Salah satu penyebab mahasiswa sering kali mengalami burnout adalah tekanan dari berbagai tuntutan akademik juga kurangnya kemampuan dalam mengelola stress. Ditambah lagi, mereka harus membagi energi untuk banyak hal sekaligus, mulai dari kuliah, pekerjaan, kehidupan sosial, hingga tanggung jawab pribadi. Jika tidak memiliki manajemen waktu yang baik, kelelahan akan menjadi semakin tidak terhindarkan.
Wajar bagi mahasiswa mengalami burnout saat sedang fokus mengejar impian mereka. Akan tetapi, tidak baik untuk terus menerus stuck berada di kondisi ini. Mahasiswa perlu memiliki keseimbangan yang sehat antara akademik dan kehidupan pribadi.
Terlalu memforsir diri untuk bekerja membuat mahasiswa kehilangan waktu istirahat sampai mengabaikan kebutuhan pribadi. Jika dibiarkan, kondisi ini bisa berisiko memicu masalah kesehatan yang lebih serius.
Apa Gejala Burnout yang Sering Terjadi?
Penting untuk kamu lebih aware mengetahui tanda-tanda dan gejala yang bisa jadi termasuk fenomena burnout.
- Kehilangan motivasi dan energi
- Perasaan hampa dan tidak produktif
- Kesusahan untuk fokus
- Kesulitan melakukan tugas sehari-hari.
- Mudah marah dan cemas serta merasa kewalahan
- Merasa tidak berguna dan gagal
- Sering meragukan diri sendiri
- Menjauh dari interaksi sosial dan menjadi apatis
- Gangguan fisik seperti sakit kepala, masalah pencernaan, nyeri otot, kelelahan, serta perubahan nafsu makan atau jadwal tidur
Kalau gejala-gejala ini terus menerus kamu alami, ada baiknya kamu perlu berhenti sejenak dari kesibukan dan mulai beristirahat sebentar. Burnout tidak bisa diremehkan karena hal ini bisa berdampak serius pada kesehatan mental dan fisik jika tidak segera ditangani.
Bagaimana Cara Mengatasi dan Mencegah Burnout?
Jangan khawatir, meski burnout bisa membuat hari-harimu terasa berat, selalu ada jalan untuk bangkit. Ada banyak cara yang bisa kamu lakukan untuk kembali menemukan motivasi dan menjaga kesehatan mental. Simak beberapa langkah ini!
- Evaluasi penyebab burnout
- Membatasi multitasking dan pekerjaan yang berlebihan
- Memprioritaskan kesehatan dan istirahat yang cukup
- Life-work balance dan manajemen waktu yang baik
- Membangun habit belajar yang baik
- Menetapkan ekspektasi yang realistis
- Lebih peduli diri sendiri dan melakukan self-care
- Melakukan aktivitas yang menyenangkan
- Konsultasi ke ahli atau orang terpercaya
- Memiliki support system yang sehat
Jurusan S1 Psikologi Digital Telkom University
Mengingat pentingnya kesehatan mental bagi setiap individu, fenomena burnout yang sering kali dialami para pekerja dan mahasiswa tentunya tidak bisa diabaikan. Di sinilah peran S1 Psikologi Digital Telkom University menjadi relevan.
Mahasiswa akan belajar mendalam mengenai perilaku dan psikologi manusia, sekaligus dibekali dengan pemahaman teknologi digital agar siap menghadirkan solusi inovatif bagi isu-isu kesehatan mental di era modern.
Penggabungan psikologi dan teknologi membuat jurusan ini menjadi kunci di masa depan untuk menjawab tantangan yang semakin kompleks terkait iisu kesehatan mental di era digital.
Dengan begitu, lulusan Psikologi Digital Telkom University diharapkan menjadi profesional yang kompeten sekaligus mampu mendorong perubahan positif bagi masyarakat.
Mungkin kamu bisa menjadi bagian dari mereka. Sudah siap untuk #CreatingTheFuture bersama Telkom University? Daftarkan dirimu segera dan hubungi kontak kami untuk informasi lebih lanjut.
Penulis: Ghaisani Mitsuko Nozomi – S1 MBTI (Manajemen Bisnis Telekomunikasi dan Informatika) Angkatan 2024