Mungkin kamu sudah sering mendengar istilah “cloud” saat menyimpan foto di Google Drive atau saat streaming lagu di Spotify. Namun, pernahkah kamu berpikir tentang siapa yang menciptakan infrastruktur canggih di balik semua itu? Jawabannya adalah cloud engineer.
Tidak mengherankan jika profesi cloud engineer kini menjadi primadona di dunia IT, dengan peran yang sangat penting dan gaji yang kompetitif. Dalam artikel ini, kita akan membahas siapa itu cloud engineer dan bagaimana jurusan Informatika dapat menjadi pintu gerbang menuju karier ini.
Apa Itu Cloud Engineer dan Tugasnya?
Seorang cloud engineer adalah profesional yang bertanggung jawab untuk merancang, membangun, dan memelihara infrastruktur cloud, yaitu sistem komputasi berbasis internet yang memungkinkan akses data dan aplikasi kapan saja dan di mana saja.
Di era teknologi informasi yang modern, perusahaan-perusahaan tidak lagi menyimpan data di komputer fisik biasa. Mereka beralih ke cloud untuk mendapatkan kecepatan, efisiensi, dan keamanan yang lebih baik. Di sinilah peran cloud engineer sebagai “arsitek langit digital” menjadi sangat penting.
Tugas dari cloud engineer adalah:
- Mendesain fondasi sistem cloud yang scalable dan efisien.
- Memindahkan sistem lama ke cloud dan mengelolanya secara berkelanjutan.
- Membuat alur kerja otomatis agar sistem lebih cepat dan minim error.
- Menjaga keamanan data serta siap pulih saat terjadi bencana.
- Kolaborasi tim DevOps, IT, dan lainnya untuk memastikan sistem berjalan mulus.
Koneksi antara Jurusan Informatika dan Dunia Cloud
Jurusan informatika memberikan mahasiswa dasar yang kuat komponen penting dalam dunia cloud. Sejak awal perkuliahan, mahasiswa diajak untuk memahami cara data diproses, disimpan, dan diakses melalui infrastruktur digital, termasuk konsep virtualisasi dan komputasi terdistribusi.
Saat memasuki materi lanjutan, mahasiswa Jurusan Informatika mulai berinteraksi langsung dengan teknologi cloud seperti Amazon Web Services (AWS), Google Cloud Platform (GCP), dan Microsoft Azure.
Di sisi lain, mata kuliah seperti sistem terdistribusi, jaringan, dan keamanan jaringan mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi tantangan cloud modern skalabilitas, efisiensi sumber daya, dan keamanan data.
Mahasiswa Jurusan Informatika juga sering terlibat dalam proyek berbasis cloud, baik itu membangun aplikasi web berbasis cloud, mengatur server virtual, atau merancang sistem yang beroperasi secara real time. Dengan latar belakang ini, lulusan jurusan informatika memiliki peluang yang sangat luas untuk menjadi cloud engineer.
Skill & Tools Wajib: Dari AWS hingga Docker
Untuk menjadi seorang cloud engineer, menguasai alat-alat cloud modern adalah hal yang sangat penting. Beberapa platform dan perangkat lunak berikut ini tidak hanya terkenal, tetapi juga telah menjadi standar di industri global.
Skill Pendukung yang Penting Dimiliki:
1. Linux dan Administrasi Sistem
Mengetahui cara kerja sistem operasi Linux, pengaturan server, dan pemeliharaan infrastruktur yang berbasis Unix/Linux.
2. Manajemen Database dan Big Data
Dapat mengelola database di cloud seperti MySQL, serta memiliki pengetahuan mengenai sistem big data seperti Hadoop.
3. Pemrograman dan Scripting
Menguasai bahasa pemrograman seperti SQL, Python, Java, PHP, Golang, dan. NET untuk tujuan otomatisasi dan integrasi sistem.
4. Jaringan Komputer dan Jaringan Virtual
Memahami konsep dasar jaringan, subnetting, routing, firewall, serta virtualisasi jaringan di dalam lingkungan cloud.
5. DevOps dan Praktik CI/CD
Mengetahui prinsip-prinsip DevOps serta alat-alat seperti jenkins, gitHub actions atau gitlab CI untuk pengiriman otomatis dan efektif.
6. Containerization (Docker dan Kubernetes)
Kemampuan untuk menciptakan dan mengelola aplikasi yang berbasis container serta mengorganisirnya menggunakan Kubernetes.
7. Virtualisasi dan Infrastruktur Cloud
Memahami cara kerja mesin virtual serta bagaimana menjalankan aplikasi dalam lingkungan virtual.
8. Pemahaman Lintas Platform Cloud
Mengetahui perbedaan dan keunggulan dari masing-masing platform seperti AWS, Google Cloud, dan Azure.
9. Keamanan Cloud dan Pemulihan Data
Mengetahui dasar-dasar keamanan cloud, pengelolaan akses, enkripsi serta strategi untuk pemulihan bencana.
10. API dan Layanan Web
Memahami cara kerja integrasi sistem melalui API serta standar seperti XML, SOAP, WSDL, dan UDDI.
Platform & Tools Utama:
1. Amazon Web Services (AWS)
Sebuah platform cloud paling terkemuka di dunia. Digunakan untuk berbagai layanan, termasuk komputasi (EC2), penyimpanan (S3), dan basis data (RDS), serta lebih banyak lagi. Dominasi AWS menjadi kunci utama untuk memasuki sektor cloud.
2. Google Cloud Platform (GCP) dan Microsoft Azure
Dua pilihan besar lainnya di luar AWS. GCP dikenal baik dalam mengintegrasikan big data dan kecerdasan buatan, sementara Azure sering dipakai oleh perusahaan besar dan institusi pemerintahan.
3. Docker
Sebuah alat untuk containerization yang memungkinkan aplikasi berjalan di lingkungan yang stabil dan memiliki ukuran kecil. Ini sangat penting untuk penyebaran cloud yang efisien dan dapat dipindahkan.
4. Kubernetes
Sebuah alat orkestrasi yang mengelola ratusan hingga ribuan container. Sangat populer di perusahaan besar yang menerapkan sistem microservices.
5. Terraform
Sebuah alat Infrastructure as Code (IaC) yang memungkinkan Anda untuk membangun dan mengelola infrastruktur cloud menggunakan file konfigurasi, bukan metode klik manual.
Gaji & Peluang Karier: Kenapa Banyak Diburu?
Dengan semakin banyaknya perusahaan yang beralih ke cloud, permintaan akan tenaga ahli yang mampu membangun, mengelola, dan mengamankan infrastruktur digital semakin meningkat. Dari startup kecil hingga perusahaan multinasional, semua memerlukan cloud engineer yang kompeten.
Dari segi pendapatan, profesi ini termasuk dalam kategori premium. Gaji cloud engineer pemula berkisar antara Rp 7–10 juta per bulan, sedangkan mereka yang berada di level menengah dapat memperoleh Rp 10–15 juta per bulan.
Untuk posisi senior atau cloud architect, gaji dapat mencapai Rp 25–40 juta per bulan, tergantung pada pengalaman, kompleksitas proyek, dan sertifikasi yang dimiliki. Di perusahaan multinasional atau yang memiliki pasar global, angka ini bahkan bisa lebih tinggi bahkan dolar per tahun.
Prospek kerja cloud juga sangat luas. Kamu dapat berkembang menjadi cloud infrastructure engineer, cloud security specialist, devops engineer, hingga cloud architect. Banyak perusahaan saat ini juga menawarkan kesempatan kerja jarak jauh, sehingga kamu bisa bekerja dengan tim global tanpa perlu pindah negara.
Semua fondasi untuk mencapai karier ini bisa kamu mulai sekarang dengan bergabung di program studi S1 Informatika Telkom University Kampus Purwokerto. Tempat di mana pemahaman tentang komputasi awan, jaringan, dan pemrograman dibangun sejak awal perkuliahan. #CreatingTheFuture bersama Telkom University, kampus swasta terbaik di Indonesia.
Penulis: Aisyah Noviani (D3 Sistem Informasi Angkatan 2024) | Editor: Prita Arifa Tyasandari